Jumat, 20 Februari 2015

Cara Budidaya Burung Perkutut



Salah satu budidaya yang menjadi bisnis yang cukup menjanjikan saat ini adalah budidaya perkutut. Perkutut adalah jenis burung yang dikenal akan suaranya yang indah. Pada awalnya jenis burung ini diternakan secara tradisional oleh perseorangan. Namun seiring dengan semakin banyaknya peminat, maka burung perkutut mulai dibudidayakan dalam skala besar untuk memenuhi permintaan pasar.

Karakteristik Burung Perkutut

Adapun cirri-ciri morfologis burung perkutut antrara lain adalah memiliki tubuh berukuran relatif kecil dengan panjang berkisar antara 20 sampai 25 cm, kepala berbentuk bulat kecil dengan warna abu-abu, paruh berbentuk panjang meruncing, leher berukuran agak panjang, serta jari yang berjumlah 4 buah pada tiap kaki. Bulu perkutut biasanya berwarna kecokelatan dengan variasi warna putih, hitam dan cokelat tua.
Jenis-jenis perkutut yang biasa ditemukan di Indonesia antara lain adalah Perkutut Lokal, Perkutut Bangkok, Perkutut Belang, dan Perkutut Sumba. Meskipun jenisnya berbeda-beda, cara ternak perkutut relatif sama untuk semua jenis. Burung ini juga dikenal akan kebiasaannya untuk hidup berkelompok di alam bebas. Habitat aslinya adalah dataran rendah atau tinggi yang berumput dan berbukit-bukit.

Memilih Bibit

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam cara budidaya perkutut adalah pemilihan bibit Indukan atau bibit yang ideal haruslah berumur minimal 4 bulan agar lebih mudah dijodohkan. Sebaiknya umur betina lebih tua dari umur pejantan. Ciri-ciri indukan atau bibit yang baik adalah memiliki suara yang bagus baik itu suara depan, tengah, maupun ujungnya. Selain itu, bibit yang bagus juga harus memiliki irama suara yang ketukannya agak renggang, memiliki silsilah yang bagus, dan memiliki bentuk tubuh yang bagus.

Persiapan Kandang

Sebagaimana jenis burung lainnya, hal yang harus diperhatikan dalam teknik budidaya burung perkutut selanjutnya adalah persiapan kandang. Kandang perkutut biasanya terbuat dari bahan kawat. Ukuran tinggi kandang bisa bervariasi antara 45 sampai 180 cm. Lebar kandang ideal adalah 60 cm sementara panjangnya antara 100 sampai 180 cm. Lantai kandang bisa menggunakan pasir atau tanah biasa. Sementara atap kandang dapat menggunakan bahan asbes atau genting.
Untuk memelihara burung perkutut secara baik, pastikan posisi kandang mendapat sinar matahari terutama pada pagi hari. Selain itu kandang juga harus memiliki kelembaban yang cukup. Perhatikan juga jarak atap ke sarang. Usahakan agar tidak terlalu dekat sehingga perkutut tidak kepanasan. Pastikan juga kandang jauh dari sumber suara berisik untuk menghindari perkutut dari stress.

Proses Penjodohan

Layaknya cara beternak jenis burung lainnya, anda juga perlu melakukan proses penjodohan pada perkutut yang anda budidayakan. Masukkan perkutut yang akan dijodohkan ke dalam kandang ternak. Waktu yang tepat untuk memasukkan perkutut ke kandang ternak adalah pada saat sore hari. Sebelum dimasukkan ke dalam kandang ternak, kedua perkutut yang akan dijodohkan terlebih dahulu diberikan kacang hijau lunak, minyak ikan, vitamin E, dan badannya dibasahi sedikit.

Tahap Pemeliharaan

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya perkutut adalah pemeliharaan piyik atau anakan. Piyik sebaiknya dipisahkan dari induknya ketika berusia 1 sampai 1,5 bulan. Pada usia ini piyik biasanya sudah bisa makan sendiri. Tempatkanlah piyik dalam sangkar berukuran 50 x 70 x 50 cm. dalam satu sangkar dapat diletakkan 8 sampai 10 ekor piyik.
Pakan yang bisa diberikan pada piyik dalam teknik beternak perkutut adalah minyak ikan, vitamin B kompleks, obat cacing dan kalsium. Piyik juga harus dijemur agar mendapatkan cukup sinar matahari. Untuk menambah daya tahan tubuh, piyik dapat diberikan vitamin tambahan sebanyak 2 minggu sekali. Pada usia 3 bulan piyik dapat dipindahkan ke sangkar soliter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar